Review Museum Geologi Bandung | Banyak Emas & Nikel, Ada Motor Meleleh Akibat Letusan Gunung Merapi
Zaman sekarang mustahil rasanya jika ada yang belum pernah main di museum geologi bandung, khususnya orang di pulau jawa, kenalkan ini museum geologi bandung, museumnya terletak di pusat kota bandung bahkan sangat dekat sekali dengan gedung sate dan lapangan gazibu, bahkan kalau kalian main ke museum geologi sempatkan juga main ke tempat tersebut serta museum gedung sate, museum pos, museum pembendaharaan dan taman lansia karena lokasinya berada di sekitar museum geologi tersebut, jalan kaki saja bisa.
Tarif masuk hanya 3000 saja untuk umum dan 2000 saja untuk pelajar, murah
banget bukan? Museum ini tutup di hari senin dan jumat saja, sisanya buka dari
jam 9 pagi hingga jam 3 sore, museum ini ramai pengunjung, khususnya dari
kalangan pelajar karena banyak sekali ilmu pengetahuan yang di dapat saat masuk
ke museum ini. Museumnya luas banget, pasti kaki kalian pegal-pegal jika bermain
di museum ini.
Saat masuk ke museum, kita disambut dengan tengkorak gajah raksasa yang dipajang
di halaman depan museum tersebut, tetapi di halam depan ini berisi tentang sejarah
dari musseum geologi ini hingga menjadi seperti sekarang.
Gedung Museum Geologi dibangun pada 1928 dan diresmikan dengan nama
"Geologische Museum" pada 16 Mei 1929 bertepatan dengan
penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV. Pembangunan
dikerjakan selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400.000
Gulden dibangun dengan arsitektur bergaya Art Deco berdasarkan rancangan
arsitektur karya seorang arsitek Belanda, Ir. H. Menalda van Schouwenburg.
Pada 1850 kegiatan survei dan penelitian geologi
di Indonesia dilaksanakan oleh "Dienst van het Mijnwezen" lembaga
Pemerintah Belanda. Kemudian pada 1922 berganti nama menjadi "Dienst van
den Mijnbouw". penelitian geologi semakin meningkat sehingga contoh
batuan, mineral, fosil semakin banyak, maka pada 1928 dibangun gedung yang
diperuntukkan bagi Laboratorium dan Museum Geologi yang bertempat di Rembrandt
Straat Bandung, atau saat ini Jl. Diponegoro, Bandung.
Pada masa Pendudukan Jepang (1942-1945). lembaga "Dienst van den
Mijnbouw diganti namanya menjadi "Kogyoo Zimusho yang kemudian berganti
lagi namanya menjadi "Chishitsu Chosasho". Museum Geologi pada masa itu merupakan bagian dari
Laboratorium Paleontologi dan Kimia dari Lembaga tersebut.
Setelah Indonesia merdeka pada 1945. Terjadi
pengambilalihan kantor "Chishitsu Chosasho" dari penguasa Jepang,
pengelolaan Museum Geologi beralih menjadi Pusat Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG, 1945-1950), Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952),
Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957)
Revitalisasi Museum Geologi merupakan program untuk
mengembangkan sistem pameran Museum Geologi untuk menarik lebih banyak
pengunjung, kualitas pelayanan museum yang baik. Berdasarkan pada kebutuhan
pengunjung dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Revitalisasi
dimulai pada tahun 1998 kemudian dilanjutkan pada tahun 2012-2015 dan
2019-2020.
Museum ini terdiri dari dua lantai dan didalam museum terdapat banyak
pameran yang di pamerkan oleh pengelola museum untuk edukasi umum tentang geologi
dan ilmu pendukung lainnya pada pengunjung, ada pameran sejarah kehidupan, ada pameran
manfaat dan bencana geologi, ada pameran sumber daya geologi, ada juga pameran
tentang geologi di Indonesia.
Pada pameran sejarah kehidupan, terdapat informasi tentang awal mula alam
semesta terbentuk, dari informasi yang di pamerkan dijelaskan bahwa awal mula
alam semesta terbentauk mengacu pada teori big bang dari stephen hawking,
tetapi itu hanya jawaban sains modern yang penuh dengan cocok logi, sangat
disayangkan karena tidak ada informasi terbentuknya alam raya yang mengacu pada
kitab suci sebagai perspektif alternatif agar sains modern tidak memonopoli
kebenaran tentang alam semesta ini. Disana juga disuguhkan informasi tentang planet-planet
dan bumi bulat, yaa hanya sekedar pengetahuan biasa, seharusnya juga ada bumi
datar sebagai perspektif alternatif karena perdebatan antara bumi datar dan
bulat sangat sengit di kancah keilmuan saat ini. Serta masih banyak informasi
lainnya di pameran ini.
Pada pameran manfaat dan bencana geologi kita disuguhkan berbagai hasil
tambang yang dihasilkan oleh bencana geologi atau penambangan geologi, terdapat
banyak bahan tambang seperti emas, perak, tembaga, nikel, aluminum dan masih
banyak lagi yang mana hasil tersebut bisa di manfaatkan sebagai bahan baku
untuk membuat peralatan tertentu atau membuat perhiasan dengan nilai ekonomi
yang fantastis. Tetapi juga terdapat bencana geologi yang sangat merusak
lingkungan bahkan mematikan makhluk hidup seperti gunung meletus, di dalam
museum juga terdapat dampak bencana alam gunung meletus dari gunung merapi di
jogjakarta kala itu terlihat banyak property yang meleleh akibat awan panas dari
erupsi gunung.
Pada pameran sumber daya geologi juga terdpat banyak contoh sumber daya
yang bisa di manfaatkan oleh manusia juga terdapat ratusan hingga ribuan koleksi
jenis bebatuan yang keren-keren bak kristal, rasanya tidak mungkin aja kalau
batu indah itu dari batu.
Juga terdapat banyak kerangka atau tengkorak dari binatang raksasa yang
hidup di zaman dulu. Dan masih banyak lagi, kalau saya buatkan video fullnya
durasi video bisa satu jam saking banyak dan padatnya informasi yang bisa kita
dapatkan disana.
Ada pameran untuk sejarah manusia juga sebenarnya tetapi saat saya
berkunjung masih sedang renovasi jadi ga tau deh seperti apa di dalamnya,
tetapi sepertinya akan mengacu pada teori evolusinya darwin.
Di area sekitar museum juga terdapat toko yang menjual souvenir dari museum
geologi serta ada juga perpustaakkannya, saya tidak tau apakah perpustakaan
tersebut untuk umum atau tidak. Jadi, ada yang berencana main dan belajar di
museum geologi ini? Sok atuh akang dan teteh sadayana, gaskeun!
Komentar
Posting Komentar