Review Museum Pos Indonesia | Banyak Prangko jadul | Ternyata Pengiriman Paket pakai Gerobak Kayu

MUSEUM POS INDONESIA telah hadir sejak masa Hindia Belanda dengan nama Museum PTT (Pos Telegrap dan Telepon) ,tepatnya pada tahun 1931 terletak dibagian sayap kanan bawah Gedung Kantor Pusat PTT Jalan Cilaki No.73 Bandung 40115.

Museum ini dibuka untuk umum dan koleksinya terdiri dari prangko-prangko baik dalam maupun luar negeri namun terjadinya peristiwa Perang Dunia ke II menyebabkan Museum ini kurang terurus sebagaimana mestinya, bahkan nyaris terlupakan. Timbulah gagasan untuk mendirikan Museum Pos dan Giro yang koleksinya tidak hanya terdiri dari prangko-prangko tetapi juga benda-benda lainnya berupa foto-foto, peralatan pos dan lain sebagainya yang bernilai sejarah. Untuk mewujudkan gagasan yang sudah lama ada ini maka pada tanggal 18 Desember 1980 oleh Direksi Perum Pos dan Giro telah dibentuk sebuah panitia dengan nama Panitia Persiapan Pendirian Museum Pos dan Giro dengan tugas utama melakukan inventarisasi dan mengumpulkan benda-benda bersejarah yang layak dijadikan isi Museum

Setelah bekerja beberapa bulan lamanya, Panitia telah berhasil mengumpulkan beberapa benda yang kemudian telah pula diusahakan untuk dipamerkan kepada umum dalam bentuk suatu Pameran Pos dan Giro yang diselenggarakan pada tanggal 27 September 1982 bersamaan pula dengan peresmian penerapan Sistem Kode Pos Indonesia untuk keperluan intern Perum Pos dan Giro oleh Direktur Utama Perum Pos dan Giro bertempat di ruangan lantai bawah gedung Kantor Pusat Perum Pos dan Giro. Dan setahun kemudian pada tanggal 27 September 1983 bertepatan dengan Hari Bakti Postel ke 38 ruangan lantai bawah tersebut oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Achmad Tahir telah diresmikan sebagai museum dengan nama MUSEUM POS DAN GIRO.

Didalm museum terdapat banyak model prangko dari zaman dulu hingga zaman eranya prangko, terdapat juga banyak surat dari berbagai etnis atau suku, pameran pakaian petugas pos dari masa ke masa, pameran peralatan pos dari masa ke masa dan jug ada evolusi kendaraan pos yang digunakan untuk mengantarkan paket ke berbagai daerah. Pokonya banyak banget deh, tidak bisa dijelasin satu per satu, kalian harus main kesini pokonya.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan pos dimana terhitung tanggal 20 juni 1995 nama dan status perusahaan berubah dari Perusahaan Umum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero). maka terjadi pula perubahan nama museum ini dari Museum Pos dan Giro menjadi MUSEUM POS INDONESIA sampai sekarang. Museum ini terletak disamping gedung sate dam bangunannya yaa vintage belanda, jam operasional dari senin dan jumat dari pukul 09.00 hingga 15.00 dan sabtu dari jam 09.00 hingga pukul 13.00 saja, sedangkan minggu dan hari libur nasional lainnya tutup.

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantor pos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 4.800 Kantorpos, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar.
Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.

Versi Video:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Niescomptomy Bekas Bank Belanda Pertama di Bandung Untuk Melayani Petani dan Pedagang

Bedah Lengkap Museum Gedung Sate Kota Bandung | Ternyata Gedung Sate Bekas Kator Kementrian PUPR

Alun-Alun Kota Bogor Jadi Destinasi Low Budget Orang Jakarta | Alun-Alunya Luas dan Bagus Banget