Museum Mandiri Jakarta | Sejarah Terbentuknya Bank Mandiri | Awal Mula Bank Belanda Masuk ke Indo

Museum Mandiri atau Museum Bank Mandiri, adalah museum perusahaan dari Bank Mandiri, yang terletak di distrik perbankan lama Kota Tua Jakarta. Museum ini bertempat di bekas markas besar Netherlands Trading Society, salah satu nenek moyang utama ABN AMRO.

ABN AMRO Bank adalah bank Belanda terbesar ketiga, dengan kantor pusat di Amsterdam. Awalnya dibentuk pada tahun 1991 oleh penggabungan dua bank Belanda sebelumnya yang membentuk namanya, Algemene Bank Nederland (ABN) dan Amsterdamsche en Rotterdamsche Bank (AMRO Bank).

Museum ini tutup pada hari Senin dan hari libur nasional. Terletak di sebelah Museum Bank Indonesia, dan tepat di depan Stasiun Jakarta Kota.

Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 10.039 meter persegi. Tanah ini sebelumnya dimiliki oleh perusahaan Carl Schlieper, yang membangun gedung perkantoran besar dan gudang. Pada tahun 1913, tanah itu dibeli oleh Factorij. Pada tengah malam tanggal 17 Desember 1920, gedung Schlieper terbakar. Bangunan yang rusak kemudian dihancurkan untuk membuka jalan bagi bangunan baru yang akan menjadi Masyarakat Perdagangan Belanda (Nederlandsche Handel-Maatschappij atau NHM), juga dikenal sebagai "Factorij".

Bangunan baru ini dirancang oleh J.J.J de BruynA.P. Smits dan C. van de Linde. Konstruksi dimulai pada tahun 1929 dan dibuka pada tanggal 14 Januari 1933 oleh CJ Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Arsitekturnya mengikuti filosofi Nieuwe Zakelijkheid Belanda, cabang arsitektur modern yang dekat dengan Art Deco.

NHM yang sangat menguntungkan akhirnya dinasionalisasi pada bulan November 1960, setelah pemegang saham dan manajemen berusaha untuk tetap berada di bawah kendali Belanda pada tahun 1950-an. Pada bulan Desember 1960, NHM menjadi milik Departemen Ekspor-Impor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Ini menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (atau Bank Exim) pada tanggal 31 Desember 1968 sampai penggabungan hukum Bank Exim, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999.

Museum ini didirikan oleh Bank Mandiri pada tanggal 2 Oktober 1998. Koleksinya terdiri dari berbagai item yang berkaitan dengan aktivitas perbankan dan perkembangannya di "Tempo Doeloe". 

Museum ini berada di Jl. Asemka No.1, RT.3/RW.6, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110, lokasinya sangat strategis dan mudah di akses karena sangat dekat dengan Stasiun Jakarta Kota, stasiunnya persis didepan Museum Mandiri, jalan 100 meter saja langsung sampai ke Museum Mnadiri.

Karena di Jakarta, transportasi umum seperti bus dan angkot sangat banyak dan terintegrasi, terdapat halte busway transjakarta, juga terdapat angkot berbayar dan gratis dari jak lingko per tanggal 13 Agustus 2023 dan masih banyak transportasi lainnya, pokonya aksesnya gampang deh.

Ketika masuk museum, kita harus menitipkan barang bawaan kita terlebihdahulu, karena tidak bisa bawa tas atau tempat penyimpanan didalam Museum, yang boleh dibawa hanya gedget dan dompet, di museum juga boleh dokumentasi.

Tarif masuk museum 5000 saja, tarif ini berbeda dengan anak-anak atau pelajar, juga berbeda dengan warga negara asing, saat beli tiket masuk kita akan diberikan gelang kertas sebagai tanda sudah membeli tiket masuk.

Saat masuk ke Museum kita langsung disuguhkan pemandangan vintage Belanda karena memang rata-rata masih originl Belanda tidak ada perubahan mayor yang dilakukan, interiornya masih asli, karena Museum Mandiri ini bekas Bank Belanda, maka tampilan interiornya seperti bank pada umumnya, tetapi masih bernuansa Belanda zaman dulu, layaknya seperti bank yang ada saat ini, dimana ada teller bank yang diberikan pembatas untuk melayani customer oleh teller, teller bank saat itu banyak sekali terlihat dari panjangnya teller tersebut, saya tidak dapat informasi pasti apakah benar tempat teller bank ini hanya digunakan sebagai teller bank atau mungkin ada juga yang digunakan sebagai customer service seperti bank yang ada saat ini.

Terdapat ruang tunggu dan antri yang luas di gedung bekas Bank Belanda ini, luas banget, sepertinya bisa main futsal nih disini, didalam ruang tunggu bank ini kita disuguhkan pemandangan Gedung Stasiun Jakarta Kota karena memang hadap-hadapan.

Sebelum masuk ke museumnya, saya melihat lift di gedung bekas Bank Belanda tersebut, liftnya tua banget mana ukurannya luas lagi, saya spechless karena di zaman itu sudah ada lift, maju banget yah mereka saat itu.

Mari kita masuk ke Museum, saat masuk Museum, sebelah kiri ada ruangan kecil yang isinya hasil bumi Indonesia seperti biji kopi, biji pala, cengkeh dan karung goni berlogo VOC, Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC adalah perusahaan Hindia Timur Belanda secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia Timur yang didirikan pada 20 Maret 1602. VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. VOC ini berbisnis hasil bumi Indonesia dan hasilnya ditabung di bank belanda yang dijadikan Museum Mandiri ini.

Berikutnya kita disuguhkan dengan pemandangan Indonesia zaman dulu, dibagian ini bermakna kehidupan rakyat lokal Indonesia zaman dulu yang banyaknya sebagai petani dan nelayan.

Next, kita diajak melihat tanam paksa yang dilakukan oleh penjajah Belanda ke rakyat pribumi Indonesia ketika itu untuk mengambil hasil bumi atau komoditi setempat. Serta ada sejarah terbentuknya bank export import atau disingkat exim saat itu.

Kita masuk di bagian tempat petugas bank, di area ini terpampang dan dipajang banyak barang peninggalan bank belanda yang digunakan oleh mereka ketika itu. Ada mesin hitung uang kertas, mesin hitung uang koin, mesin tik untuk mengetik, ada televisi tua, kipas angin tua, tape tua dan telepon tua, alat untuk memberikan stempel kusus, ada buku besar nampaknya untuk mencatat transaksi seperti buku tabungan saat ini, terdapat ruangan khusus vip mungkin untuk customer dengan tabungan paling banyak, kalkulator analog, alat untuk cetak cek, terdapat aneka stempel tua dari berbagai bank.

Ada ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan tetapi berukuran kecil sedangkan berukuran besarnya ada di lantai bawah atau ruangan bawah tanah, ada ruangan khusus untuk menyimpan buku besar serta di dinding-dinding bank ini banyak dipajang surat atau sertifikat peminjaman untu memodalkan perusahaan dan sertifikat lainnya.

Juga ada mesin atm tua yang digunkana zaman dulu, terlihat bentuknya mirip dengan atm yang ada sekarang, ga nyangka ternyata di zaman itu sudah ada mesin atm. Di Museum Mandiri juga terdapat warung kopi kekinian tetapi dengan konsep atau interior Bank Belanda, sepertinya warung kopi ini bukan peninggalan belanda yah teman-teman. Entah memang disitu ada warkop dulunya atau tidak.

Juga terdapat patung Dewa Hermes yang menghiasi bank tersebut, Hermes terkenal dengan dewa perdagangan, dan perjalanan oleh karena itu di kakinya dilengkapi dengan sayap tetapi patung Hermes di Mueum Bank Mandiri ini tidak ada sayap di kakinya, mungkin dilepas hahah, Dewa Hermes juga terkenal dengan dewa pembawa pesan, makanya dalam cabang filsafat ada namanya filsafat hermeneutika yang digunkan untuk Interpretasi makna atau menafsirkan tulisan atau pesan. Kata hermeneutika diambil dari nama Dewa Hermes ini.

Di lantai dasar atau bahasa awamnya ruangan bawah tanah terdapat area untuk menyimpan barngkas, sebelum itu juga terdapat ruangan vip lagi di lantai dasar, yaa buat orang-orang yang tabungannya besar di bank ini. Terdapat juga ruangan khusus atau ruangan privasi, ruangan ini digunakan untuk nasabah yang memiliki deposit box di bank Belanda itu, agar bisa registrasi di ruangan tersebut sebelum tabungan atau hartanya diambil oleh petugas.

Di ruangan ini terdapat banyak berangkas, saya tidak tau jumlahnya pokonya banyak, bervariasi brangkasnya, mulai dari yang besar hingga kecil lengkap dengan ornamen-ornamen untuk mempercantik brangkas, sepertinya dulu petugas bank Belanda di gedung ini menyimpan uang yang ditabungkan oleh customer di brangkas ini, makanya dibuat banyak agar kapasitas penuyimpanannya besar serta terbagi dari beberapa nama untuk mengidentifikasi dan melacak tempat uang customer disimpan.

Ada ruangan Effecten kluis dan deposit box, desaisn pintunya seperti brangkas, tebal dan berlapis, ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan surat-surat berharga, mungkin surat tanah atau surat rumah, surat gyro, cek, dan saham. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan emas, perak, perunggu dan berlian atau barang berharga lainnya.

Diruangan tersebut juga terdapat beberapa barang vintage yang digunakan oleh orang Belanda untuk mengoperasikan atau bertransaksi keuangan saat itu, juga terdapat pajangan uang dari zaman dulu hingga sekarang, koleksi uangnya dapat kita lihat dan abadikan di ruangan ini, koleksinya ada uang Belanda, uang daerah dan uang Indonesia, lengkap dengan serinya.

Ada uang seri sokearno lengkap dengan tahun emisinya, ada uang seri sodeirman, ada uang seri bunga, ada uang seri hewan dan masih banyak lagi.

Juga terdapat peti uang yang tampaknya digunakan untuk membawa uang.

Kita naik ke lantai atas atau mungkin lantai pertama dari ruangan utama museum, ketika naik tangga kita disuguhjan dengan jendela bergambar, di jendela itu ada 5 bilah yang masing-masing bilah ada maksud dan tujuannya, jendela ini menggambarkan 4 musim di Belanda agar karyawan yang bekerja di bank tersebut bisa bernostalgia dan membayangkan kampung halamannya di Belanda serta satu bilah menceritakan Indonesia.

Bilah pertma adalah menceritakan musim semi yang ada di Belanda. Musim semi digambarkan dengan pasangan muda mudi yang sedang berpelukan karena pada saat musim semi banyak orang Belanda yang melangsungkan pernikahan. Ada pula gambaran anak kecil yang memetik bunga-bunga yang mulai bermekaran. Satu yang terlihat sangat mencirikan musim semi adalah gambar seorang wanita yang rambutnya tergerai tertiup angin. Hal ini menunjukkan tiupan angin musim semi yang sangat banyak tetapi tetap hangat. Terdapat pula gambaran petani yang mulai bercocok tanam.

Bilah Kedua Menceritakan musim panas yang ada di Belanda. Musim panas digambarkan dengan kegiatan para penduduk Belanda yang sedang memanen gandum untuk kemudian diolah.

Bilah Ketiga Menceritakan keindahan alam Indonesia. Gambar pada bilah ini memperlihatkan gambaran gunung vulkanik yang sedang mengeluarkan asapnya. Pada masa lampau, orang-orang Belanda yang datang ke Indonesia sangat mengagumi alam Indonesia, terutama pulau Jawa karena terdapat banyak gunung.

Bilah Keempat Menceritakan musim gugur di Belanda. Suasana musim gugur digambarkan dengan kegiatan memanen buah buahan yang sudah ranum di musim gugur. Selain itu terdapat pula gambar wanita yang memakar pakaian tertutup karena udara musim gugur yang mulai terasa dingin.

Bilah Kelima Menceritakan musim dingin di Belanda yang digambarkan dengan dominasi warna putih melambangkan salju, Selain itu terdapat pula gambaran kegiatan musim dingin seperti menghangatkan diri di depan api unggun, permainan ice skating, dan orang yang sedang membelah kayu.

Dibagian kaca patri yang besar, bagian atas juga terdapat kaca patri kecil dengan beberapa lukisan, yang di tengah lukisan cornelis de houtmant, dan bagian kiri, kanan, atas dan bawah terdapat 4 kapal yang berlayar meninggalkan Belanda yang digukanan oleh cornelis untuk menjelajahi Indonesia, mungkin inilah awal Belanda masuk dan menjajah, terkadang penjelajah dan penjajah ini beda tipis. Bilah pertama digambarkan sebagai nahkoda kapal, yang diduga Willem Van Oranje, dia merupakan raja Belanda yang menugaskan pendirian NHM atau perusahaan dagang Belanda untuk menggantikan VOC yang bangkrut pada tahun 1799. Padahal guhanya sama-sama untuk perdagangan. Pada bilah terakhir  digambarkan sebagai bumiputra, terlihat seorang pria yang membawa pikulan barang dagangan berisi hasil perkebunan, pria ini digambarkan memakai kain batik dan menunjukan ciri khas nusantara, sedih sebenarnya karena terlihat dan terasa sekali penjajahannya.

Di lantai pertama atau atas ini juga terdapat ruangan depan dari ruangan rapat direksi yang digunakan oleh karyawan atau pekerja di bank Belanda ini, ruangannya besar banget, terdapat meja elipse besar yang digunakan untuk rapat, dibagian belakangnya juga dapat gambar “sepertinya” tiga dimensi atasan bank mandiri saat ini.

Ruangannya keren banget, kerasa sekali vintage Belandanya dengan aksen-aksen jadulnya, di sebelah kiri juga terdapat suatu ruangan yang memberikan informasi sejarah pendirian bank mandiri hingga saat ini.

 Sumber: Mandiri Museum - Wikipedia


Versi Video:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gedung Niescomptomy Bekas Bank Belanda Pertama di Bandung Untuk Melayani Petani dan Pedagang

Bedah Lengkap Museum Gedung Sate Kota Bandung | Ternyata Gedung Sate Bekas Kator Kementrian PUPR

Alun-Alun Kota Bogor Jadi Destinasi Low Budget Orang Jakarta | Alun-Alunya Luas dan Bagus Banget