FIFA Hiprokit dan Telah Mencampurkan Politik dengan Sepak Bola | FIFA Membela Israel Kalian Tertipu!


Piala dunia U20 adalah ajang sepak bola bergengsi yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, Indonesa mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan piala dunia U20 tersebut di beberapa stadion di Indonesia, tetapi belakngan ini heboh karena FIFA mencabut status tuan rumah untuk Indonesia dalam menyelenggarakan piala dunia tersebut karena diduga sebagian pejabat pusat dan daerah tidak setuju serta sebagian besar rakyat Indonesia juga tidak setuju atas piala dunia U20 tersebut karena negara Israel akan ikut bertanding dalam ajang olahraga tersebut. tetapi dugaan yang lain juga diakibatkan oleh tidak seleseinya kasus tragedi Kanjuruhan yang hukumannya tidak jelas hingga saat ini bahkan anginpun disalahkan yang mengakibatkan banyaknya korban pada tragedi tersebut, sungguh konyol sekali.

Kita tau bahwa hubungan Indonesia dengan Israel tidak pernah baik dari era president Soekarno hingga saat ini atas penjajahan yang dilakukannya terhadap Palestina sehingga tindakan tersebut memancing kemarahan rakyat Indonesia. Soekarno sangat marah dengan Israel sehingga banyak tindakan yang mengucilkan negara Israel tersebut, mulai dari tidak membalas telegram ucapan selamat dari Israel, menolah hubungan diplomasi Israel, Tidak Mau bertanding dengan Israel pada piala dunia tahun 1950an, tidak diberikannya visa pada athlet Israel, tidak diundangnya Israel pada Konferensi Asia Afria (KAA) di Bandung, Indonesia memilih keluar dari lembaga keolahragaan dunia setelah Indonesia diskor karena tidak memberikan visa pada atlet Israel serta pidati anti imperalisme yang menyinggung penjajahan Israel. 

Dan saat ini, kasus yang mirip juga menimpa Indonesia karena status tuan rumah untuk penyelenggaraan piala dunia U20 dicabut oleh FIFA dan kabarnya bakal ada beberapa sangsi untuk Indonesia. 

Banyak orang yang tidak setuju atas pencabutan tersebut termasuk para pejabat karena mereka beranggapan bahwa sepakbola urusan olahraga bukan urusan politik sehingga perlu dipisahkan. padahal FIFA-lah yang terlebih dahulu mencampur adukkan antara politik dan sepakbola. jika FIFA mencabut status tuan rumah piala dunia U20 karena mencampur adukkan antara olahraga dan sepak bola lantas bagaimana dengan sepak terjang FIFA yang menghukum Rusia ketika piala dunia di Qatar tahun lalu? dengan memutuskan bahwa FIFA dan UEFA telah memutuskan bersama bahwa semua tim Rusia, baik tim perwakilan nasional atau tim klub, akan ditangguhkan dari partisipasi dalam kompetisi FIFA dan UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut. Jadi kalian jangan berlindung dibalik pemisahaan antara sepak bola dan politik deh sedangkan FIFA sendiri mencampurkannya.

Benar kata Gubernur Bali, I Wayan koster agar FIFA mencoret Israel dalam piala dunia U20 itu. seharusnya FIFA mengeluarkan Israel saja dari keanggotaan FIFA bukan mencabut status tuan rumah penyelenggara piala dunia U20 untuk Indonesia sama seperti FIFA yang pernah menangguhkan semua tim Rusia untuk berpartisipasi dalam kompetisi FIFA, itu baru bijak namanya. mereka memang seperti itu, tidak pernah adil jika berhubungan dengan Eropa, kita yang Asia dianggap orang kedua atau ketiga. adil donk, gimana sih.

Yang anehnya, masyarakat dan pejabat yang pro dan kontra malah saling tuding dan suhudzon serta dramatisasi pragmatis atas kejadian ini, dan menyalahkan pejabat dan masyarakat yang mencampurkan politik dengan sepak bola. bahkan mereka juga tidak ragu dengan pelanggaran konstitusi yang menolak penjajahan dengan berlindung dibalik pemisahaan tersebut, malu lah bung. mana harga diri kita.

lah kan kemaren ada atlit bulu tangkis dan pejabat Israel yang bertanding dan datangi Indonesia kok, mungkin saja moment itu tidak terawasi, tetapi saya yakin dan percaya pasca tragedi ini kesalahan tersebut tidak terulangi lagi karena saya yakin seluruh masyarakat Indonesia akan jadi pengawas kedepannya. Berhentilah kalian menyalahkan orang yang menolak Israel, karena yang kalian bela adalah inkonsistensinya FIFA.


Referensi:

Gambar Google Image


Versi Video:



Komentar